3 Level dan Hakekat Orang Berpuasa
Seperti yang sudah Anda ketahui, puasa merupakan perkara wajib yang harus dilakukan oleh setiap muslim sebagai salah satu rukun islam. Secara umum, puasa dilakukan dengan menahan diri dari segala perkara yang bisa membatalkan misalkan makan dan minum, dengan disertai niat. Namun, hakekat melakukan puasa tidak hanya sekedar menahan diri saja, ada hal yang bahkan lebih berat daripada itu. Dan berikut ada pembagian level orang berpuasa yang bisa menjelaskan hakekat puasa sebenarnya :
Baca juga : 15 Hikmah dan Keutamaan Puasa Ramadhan.
Shoumul Umum (Puasa Secara Umum)
Shoumul Umum adalah puasa yang dilakukan oleh kebanyakan orang secara umum, termasuk si penulis sendiri. Ini adalah level pertama, di mana seseorang melakukan puasa hanya dengan mencegah dan menahan diri dari semua hal yang bisa membatalkan, seperti makan, minum, berjimak, dan lain-lain.
Dalam level ini, seseorang berpuasa hanya didasari untuk melaksanakan kewajiban dalam rukun islam, mendapatkan pahala, dan terhindar dari siksa dan dosa. Tentu saja puasa seperti ini sah dan kewajiban berpuasa dihitung lunas, tetapi tidak ada faedah dan fadhilah dalam melaksanakannya. Anda mungkin sudah pernah mendengar di beberapa pengajian bahwa Rosulullah SAW pernah bersabda, kebanyakan orang yang berpuasa hanya mendapatkan haus dan lapar. Seperti itulah gambaran dari puasa pada level pertama.
Shoumul Khusus (Puasa Secara Khusus)
Shoumul Khusus adalah level kedua, di mana seseorang sudah melakukan puasa seperti pada level pertama, tetapi ia juga menahan diri dari syahwat, hawa nafsu, dan melakukan maksiat. Artinya, ia berpuasa tidak hanya untuk memenuhi kewajiban, tetapi juga untuk menggali faedah lebih besar di dalamnya dengan mencegah diri dari perbuatan maksiat dan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar.
Puasa dalam level kedua ini adalah puasa yang dilakukan oleh para sholihin (para orang yang sholih) dan para kekasih Allah, tentu saja sangat jarang sekali orang yang bisa melakukan puasa pada level kedua ini. Berikut ini merupakan kategori puasa secara khusus :
Menjaga mata dan pandangan dari setiap hal yang buruk, semua hal yang bisa mengalihkan hati, dan juga semua hal yang bisa membuat seseorang melupakan Allah, contoh kecil adalah menatap seseorang karena rupa cantik atau tampan bisa membatalkan faedah puasa, apalagi lebih dari itu. Dan alangkah lebih baik mempergunakan mata untuk melihat hal-hal yang bermanfaat, misalnya untuk melihat ayat-ayat Allah, dan lainnya.
Menjaga lisan dari perkataan yang tidak berguna, perkataan kotor, dan hal-hal yang tercela, misalkan berkata kotor, mengatakan sesuatu yang tidak berguna meskipun hukumnya boleh, dusta, ghibah, adu domba, dan lain-lainnya. Selain itu juga, menggunakan lisan untuk berdzikir dan diam merupakan bagian yang baik dalam hal ini. Rosulullah SAW pernah bersabda :
خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ : الْكَذِبُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالْفُحْشُ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ وَالنَّظْرُ بِشَهْوَةٍ
“Ada lima perkara yang bisa membatalkan puasa yaitu berdusta, mengadu domba, berbicara kotor, sumpah bohong (palsu), dan melihat dengan syahwat”
Menjaga telinga dari semua hal yang tidak berguna dan tercela seperti mendengarkan perkataan ghibah dan mendengarkan cerita humor. Selain itu, telinga harus dipergunakan untuk mendengarkan dzikir, bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, dan mendengarkan semua hal bermanfaat.
Menjaga perut dari banyaknya makan dan minum. Seperti yang Anda ketahui bahwa kebanyakan orang puasa biasanya memperbanyak makan dan minum untuk memuaskan perut ketika berbuka dan sahur, ini merupakan hal yang lepas dari puasa level kedua. Makan dan minum harus dilakukan secukupnya, tidak boleh berlebihan, apalagi sampai makan sesuatu yang haram.
Menjaga anggota tubuh lainnya (seperti badan, tangan, dan kaki) dari semua perbuatan maksiat dan semua hal yang tercela seperti memamerkan pakaian atau badan kekar untuk mendapatkan pujian, berjalan ke tempat maksiat, dan memukul tanpa alasan.
Kesimpulan pada puasa level kedua ini adalah menahan dari semua perkara yang bisa membatalkan puasa dan menahan dari semua kemaksiatan dan dosa, juga semua hal yang sia-sia. Tentu sangat jarang orang yang bisa pada level ini, karena memang sangat sulit.
Shoumu Khususil Khusus (Puasa Secara Lebih Khusus)
Shoumu Khususil Khusus adalah puasa level ketiga setelah level pertama dan kedua. Puasa pada level ketiga ini adalah puasa hati, level yang bahkan jauh lebih tinggi dari puasa level kedua. Pada puasa level ketiga ini, seseorang berpuasa tidak hanya dengan menjaga diri dari hal yang membatalkan dan juga dari semua perbuatan maksiat, tetapi menjaga hati agar tetap ingat kepada Allah.
Menjaga hati dari semua imajinasi sia-sia dan buruk, menjaga hati dari semua urusan dunia kecuali dunia untuk tujuan akhirat dan agama, memanfaatkan semua waktu untuk mengingat Allah, berpikir tentang Allah, berpikir tentang akhirat, dan berpikir tentang agama.
Puasa pada level tiga ini adalah memanfaatkan semua waktu untuk tetap berpikir dan mengingat Allah, seolah tidak ada celah yang kosong tanpa mengingat Allah, untu itulah puasa pada level ini disebut sebagai puasa hati. Ini adalah level puasa untuk para nabi, para rosul, dan para orang-orang yang ma’rifat.
Nah, dari tingkat dan level puasa di atas, maka muncullah kesimpulan sederhana tentang penggolongan puasa :
1. Puasa Dhahir atau Puasa Jasmani
Puasa dhahir ini adalah puasa yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban dalam rukun islam dan meninggalkan semua perkara yang bisa membatalkan keabsahan puasa. Puasa dhohir adalah puasa untuk seseorang pada level pertama.
2. Puasa Batin atau Puasa Rohani
Puasa rohani adalah puasa yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kewajiban dan perintah, tetapi juga dengan menjaga semua anggota tubuh dan hati dari semua hal buruk. Puasa batin adalah puasa untuk seseorang pada level ke dua dan ke tiga.
Sumber : Kitab Ihya' Ulumuddin, Juz pertama, Bab Puasa.
Penulis : Hujjatul Islam, Imam Ghozali.