Adab dan Tata Krama Sebelum dan Sesudah Makan

Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan akhlaq, yaitu mengenai adab dan tata krama dalam kesehariannya. Bahkan, saking perhatiannnya syariat islam tentang akhlaq, hal-hal sepele yang dilakukan sehari-hari pun telah diatur dan ditetapkan, misalnya adalah makan dan minum.

Agama Islam mengajarkan setiap pemeluknya untuk berakhlaq baik dalam setiap hal apapun, bahkan ketika makan yang dianggap aktivitas sepele. Nah, adapun adab dan tata krama ketika makan, maka akan kami bagi menjadi 3 bagian :

Baca juga : Adab dan Tata Krama Ketika Minum.


Adab dan Tata Krama Sebelum Makan

Adapun adab dan tata krama yang harus dilakukan sebelum makan, di antaranya adalah sebagaimana berikut ini :

1. Jangan Menggunakan Wadah Makan dan Minum Dari Perhiasan

Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda :

لاَ تَشْرَبُوْا فِيْ آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَا تَأْكُلُوْا فِيْ صِحَافِهِمَا، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا، وَلَكُمْ فِي الْاٰخِرَةِ

"Janganlah kalian minum di dalam wadah dari emas dan perak dan jangan makan di dalam oring yang terbuat dari keduanya, karena sesunggunya itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia, sedangkan untuk kalian di akhirat" (HR. Bukhari - Muslim).

Sedangkan menyimpan wadah makanan dan minuman yang terbuat dari emas dan perak sebagai hartanya, hukumnya masih diperbolehkan oleh para ulama' fiqih. Yang tidak diperbolehkan adalah menjadikannya sebagai peralatan makan dan minum sehari-hari karenda demikian itu adlaah budaya orang-orang yang bermewah-mewah dalam hartanya.

2. Mencuci Kedua Tangan

Sebelum makan, hendaklah mencuci kedua tangan terlebih dahulu. Hal ini dapat mengantisipasi kebersihan tangan ketika nantinya keduanya digunakan untuk menyentuh makanan. Demikian inilah, syariat Islam mengajarkan untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan.

3. Makan Dengan Menggunakan Tangan, Tidak Sendok Atau Garpu

Para ulama' dan kyai dulu senantiasa mengajarkan santri untuk makan dengan menggunakan tangan, tidak dengan menggunakan sendok dan garpu. Ini dikarenakan makan dengan menggunakan tangan tidak hanya merupakan budaya warisan leluhur, tetapi merupakan budaya warisan para nabi dan para rasul. Selain itu, makan dengan menggunakan tangan lebih dinilai berkahnya daripada menggukana sendok dan garpu.

4. Niat Makan Untuk Memperoleh Kekuatan Dalam Melaksanakan Ibadah

Makan tanpa adanya niat, maka yang akan diperoleh hanya kenyang, sedangkan makan dengan niat untuk memperoleh kekuatan dalam melaksanakan aktivitas dan ibadah akan dicatat sebagai pahal, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

"Sesungguhnya kesempurnaan amal tergantung pada niatnya"

5. Menerima Makanan Seadanya

Tentu saja sudah biasa kita akan melihat jenis makanan sebelum makan, baik lauk, sayur, dan lain sebagainya. Namun, adab dan tata krama yang paling baik adalah menerima apapun makanan yang ada dengan lapang tanpa adanya komplain.

6. Tidak Mencela Makanan dan Tidak Pula Mencela Pembuat Makanan

Terkait dengan poin keempat, tentu saja jika kita menemui makanan yang tidak disukai, maka hal yang patut dilakukan adalah tidak mencela makanan itu ataupun mencela si pembuat makanan. Ya, mencela makanan berarti seolah mencela rizki yang telah didatangkan oleh Allah SWT, begitu pula mencela si pembuat makanan akan dapat menyakiti perasaannya. Dalam sebuah hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra, dijelaskan :

مَا عَابَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ

"Rasulullah SAW tidak pernah sekalipun mencela makanan"

7. Tidak Mengambil Makan Secara Berlebihan

Adab dan tata krama sebelum makan selanjutnya adalah mengambil makanan secara tidak berlebihan, minimal sesuai porsi makan. Hikmahnya adalah, pertama, untuk menghindari sisa makanan yang terbuang karena terlalu banyak makanan yang diambil. Kedua, mencegah habisnya jatah makan untuk orang lain, baik di rumah maupun dalam forum makan prasmanan. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman :

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

"Makanlah dan minumlah, dan jangan berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan" (Al-A'raf : 31).

8. Sebaiknya Mengajak Teman Untuk Makan Bersama

Salah satu kebiasaan Nabi Ibrahim as adalah jika beliau makan, maka beliau selalu mengajak orang lain untuk menemani makan, bahkan beliau pernah melakukan perjalanan sekitar 1 sampai 2 mil untuk menemukan orang yang bisa diajak makan bersama. Dengan demikian, maka hendaknya kita pun mengajak teman untuk makan bersama jika ada teman di sekitar kita, namun minimal menawarinya makan bersama untuk menghormati dan menghargainya.

Menawari teman untuk ikut makan bersama merupakan akhlaq yang baik. Sayangnya, terkadang teman itu sendiri merasa malu untuk ikut makan bersama. Selain itu, menawari makan bersama hanya dianggap sebagai upaya menghormati dan menghargai pada umumnya, bukan untuk benar-benar mengajak makan bersama. Padahal, terkadang teman yang ditawari hanya merasa malu sedangkan dia benar-benar ingin ikut makan bersama.

Jadi, tawarilah teman untuk ikut makan bersama dengan benar-benar niat untuk menawari makan, janganlah kita menawari makan bersama hanya karena adat dan budaya pada umumnya.

9. Jangan Makan Sendiri Jika Ada Teman Yang Tidak Makan Dalam Satu Ruangan

Terkait dengan poin keenam di atas, maka jangan dengan nyamannya kita makan dalam ruangan yang mana ada teman yang tidak ikut makan. Ini bukanlah akhlaq dalam bergaul karena mungkin ada di antara mereka yang malu padahal sebanarnya ingin makan. Jadi, makan sendiri di tempat sepi jauh lebih baik daripada makan sendiri di tempat umum, kecuali dalam kondisi tertentu.


Adab dan Tata Krama Ketika Sedang Makan

Adapun adab dan tata krama saat sedang makan, maka berikut ini penjelasan singkatnya :

1. Berdoa Sebelum Memulai Makan

Ketika makan, hendaknya dimulai minimal dengan bacaan basmallah. Demikian itu dilakukan agar mendapatkan berkah dari apa yang kita makan. Dalam salah satu hadits, Nabi SAW bersabda :

كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا وَرَجُلٌ يَأْكُلُ فَلَمْ يُسَمِّ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلَّا لُقْمَةٌ فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيْهِ قَالَ بِسْمِ اللّٰهِ أَوَّلَهُ وَٰخِرَهُ، فَضَحِكَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ : مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِيْ بَطْنِهِ

"Rasulullah SAW sedang duduk sedangkan seseorang makan. Orang itu tidak membaca basmallah sampai tidak tersisa dari makanannya kecuali satu suapan. Ketika orang itu mengangkat suapan itu ke mulutnya, dia mengatakan, "Dengan menyebut nama Allah di awal dan akhirnya". Lalu Rasulullah SAW tertawa, kemudian Beliau bersabda, "Tidak henti-hentinya syetan makan bersamanya, ketika dia mengingat nama Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, maka syetan memuntahkan makanan dari dalam perutnya"".

Adapun doa umum yang biasa dibaca sebagai doa sebelum makan adalah sebagai berikut ini :

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Ya Allah berikanlah berkah kepada kami di dalam makanan yang sudah Engkau rizkikan kepada kami, dan lindungilah kami dari siksa neraka".

2. Makan Dengan Menggunakan Tangan Kanan

Agama islam mengajarkan bahwa sisi kanan lebih mulia daripada sisi kiri, sehingga akhlaq-akhlaq yang baik pun direalisasikan melalui sisi kanan, sedangkan akhlaq-akhlaq yang kurang pantas direalisasikan melalui sisi kiri. Inilah salah satu alasan mengapa hal-hal yang pantas seperti makan dan minum, dianjurkan dengan menggunakan tangan kanan, kecuali dalam keadaan terpaksa. Sedangkan hal-hal yang kurang pantas seperti istinjak (cebok), dianjurkan menggunakan sisi kiri.

3. Tidak Makan di Atas Meja

Allah SWT adalah Dzat yang Maha Luhur lagi Maha Mulia dan kita adalah makhluk-Nya yang hina. Sedangkan makanan merupakan nikmat dan rizki yang telah diberikan Allah SWT oleh kita. Sehingga, kita sebagai makhluk hina-Nya, sudah sepantasnya menikmati nikmat dan rizki di tempat yang hina pula.

Ya, makan di bawah meja merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa kita yang hina ini bersyukur atas nikmat dan rizki yang telah diberikan oleh Dzat Yang Maha Luhur lagi Maha Mulia. Itulah mengapa Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk makan di bawah meja daripada di atas meja, karena Beliau sendiri pun melakukannya.

4. Makan Dalam Keadaan Duduk

Adab dan tata krama saat sedang makan direalisasikan dengan keadaan duduk, bukan berdiri, tiduran, maupun berjalan. Ini merupakan adab yang dinilai sepele dan terlalu sering diabaikan.

5. Membatasi Ukuran Suapan Sebagaimana Porsinya

Hendaknya ketika mengambil suapan maka diperhatikan ukurannya, minimal seukuran porsi mulut kita, sehingga mulut tidak akan terpenuhi banyaknya makanan. Memenuhi mulut dengan banyaknya makanan dapat menyebabkan tersedat oleh makanan, selain itu cara makan seperti itu adalah cara makan hewan.

6. Mengunyah Makanan Dengan Halus

Ketika makanan sudah masuk ke mulut, maka hendaknya kita mengunyahnya secara halus, kemudian ditelah. Mengunyah makanan secara halus akan memudahkan proses pencernaan makanan di dalam usus, sehingga ini dapat meminimalisir gangguang pada proses pencernaan.

7. Menelan Makanan Yang Dikunyah Sebelum Mamasukkan Suapan Lainnya

Poin ini mungkin berkesinambungan dengan poin kelima, yaitu menelan makanan yang telah dikunyah terlebih dahulu sebelum memasukkan suapan makanan lain ke dalam mulut.

8. Memulai Makan Dengan Makanan Yang Ada di Pinggir

Salah satu adab dan tata krama yang perlu diperhatikan adalah memulai makan dengan makanan yang ada dipinggirnya. Dalam salah satu hadits, Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّ الْبَرَكَةَ تَنْزِلُ وَسَطَ الطَّعَامِ فَكُلُوْا مِنْ حَافَتَيْهِ وَلَا تَأْكُلُوْا مِنْ وَسَطِهِ

"Sesungguhnya berkah itu turun di tengah-tengah makanan, maka mulailah makan dari pinggirnya dan jangan memulai dari tengahnya" (HR. Tirmidzi).

Begitu pula ketika kita makan dalam sebuah forum makan bersama satu wadah, jangan mengambil makanan yang berada jauh dari hadapan, tapi ambillah makanan yang ada di hadapan. Selain agar memperoleh berkah, demikian itu juga dilakukan untuk menjaga pandangan orang lain dalam menilai kita, juga untuk menghormati mereka

9. Jangan Meniup Makanan Yang Masih Panas

Sebagian besar ulama' menghukumi meniup makanan yang panas adalah makruh, meskipun hal ini sudah bisa dilakukan pada umumnya. Pasalnya, udara yang keluar dari mulut itu mengandung CO2 (karbondioksida) yang merupakan lawan dari O2 (oksigen), jika CO2 ini menempel pada makanan, maka nilai sehat pada makanan itu pun akan berkurang.

10. Jangan Menyela-Nyela Makanan dan Minuman Secara Bersamaan

Kebiasaan menyela-nyela makanan dan minuman secara bergantian merupakan kebiasaan orang yang rakus makan. Hal ini sangatlah tidak dianjurkan, bahkan dikatakan bahwa kebiasaan seperti itu bukanlah cara makan yang sehat.

11. Jangan Memotong Makanan Dengan Pisau

Memotong makanan dengan pisau sudah tentu tidak asing ditemui di kalangan cara makan orang-orang kaya, di hotel, dan pertemuan para pejabat. Pasalnya, ini bukanlah syariat yang diajarkan oleh agama. Justru sebaliknya, memotong makanan dengan pisau adalah budaya orang kaya yang bermewah dan budaya orang-orang barat.

Inti dari pembahasan ini adalah jika kita dihadapkan pada situasi di mana kita harus memotong makanan dengan pisau, maka lakukanlah hal itu, karena kita pun harus bisa menyesuaikan di mana kondisinya dan seperti apa situasinya. Adapun jika di rumah sendiri, maka hendaknya melakukan adab dan tata krama seperti yang telah dijelaskan di atas.

12. Jangan Mencampur Kacang dan Kulitnya Dalam Satu Wadah

Kacang dan kulitnya di sini hanya merupakan contoh kecil dari banyaknya contoh dalam adab dan tata krama saat makan. Jadi, hendaknya memisahkan antara kacang dan kulit yang sudah menjadi sampah. Demikian itu akan memudahkan orang lain yang turut ikut berpartisipasi menghabiskan kacang, dia akan lebih mudah mengambil kacang tanpa adanya kulit kacang di dalam satu wadah.


Adab dan Tata Krama Sesudah Makan

Adapun adab dan tata krama yang perlu diperhatikan sesudah makan, maka berikut inilah penjelasan secara singkatnya :

1. Menghabiskan Makanan Secara Bersih

Makanan adalh rizki yang Allah SWT berikan kepada kita, jadi jangan sampai menjadikan makanan itu sebagai sesuatu yang mubadzir (sia-sia), meskipun hanya sisa-sisa kecil. Menghabiskan makanan secara bersih merupakan wujud mensyukuri nikmat Allah SWT, sehingga ada berkah di dalamnya.

2. Mengelumati Jari-Jari Tangan

Terkait dengan poin pertama di atas, maka cara yang tidak banyak dilakukan orang untuk mensyukuri nikmat Allah SWT adalah dengan mengelamuti jari-jari tangan kanan yang sudah digunakan untuk makan, sehingga sisa-sisa makanan yang menempel di jari-jari tangan kanan akan bersih termakan, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمُ الطَّعَامَ فَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا وَلَا يَرْفَعَ صَحْفَةً حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا، فَإِنَّ اٰخِرَ الطَّعَامِ فِيْهِ بَرَكَةٌ

"Ketika salah seorang kamu makan makanan, janganlah dia mengusapkan tangannya hingga mengelamutinya atau meminta orang mengelamutinya. Dan janganlah dia mengangkat piringnya hingga mengelamutinya atau meminta orang mengelamutinya, karena sesungguhnya di akhir makanan terdapat barakah di dalamnya" (HR. Bukhari -Muslim).

3. Berdoa Sesudah Makan

Sebagai wujud syukur dengan ucapan, maka hendaknya berdoa setelah makan, minimal dengan membaca hamdalllah. Adapun doa yang bisa diucapkan setelah makan adalah sebagai berikut ini :

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَطْعَمَنَا وَسَقٰنَا وَجَعَلَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kami makan dan minum, dan menjadikan kami termasuk golongan orang-orang muslim"

4. Mencuci Kedua Tangan

Selanjutnya untuk menjaga kebersihan dari sisa-sisa makanan yang masih mengandung minyak dan lainnya, adalah dengan mencuci kedua tangan sebelum melakukan aktivitas lainnya. Untuk lebih memberikan keharuman dan kebersihan, maka gunakan sabun untuk mencuci tangan.

5. Jangan Mengusapkan Cucian Tangan di Sembarang Tempat

Setelah mencuci tangan, maka janganlah mengusapkan tangan yang masih basah pada tempat sembarangan, misalnya pada dinding, kain selimut, kain penutup jendela, dan sebagainya. Tapi gunakan kain khusus atau tisu untuk mengeringkan tangan.

6. Jangan Memercikkan Air Cucian Tangan ke Arah Orang Lain

Jika memang tidak ada kain khusus atau tisu untuk mengeringkan tangan yang masih basah setelah mencucinya, maka jangan mengepak-gepakkan tangan sehingga ainya terpercik ke arah orang lain, karena tentu saja hal itu akan menyinggung perasaannya.

7. Lakukan Beberapa Aktivitas Setelah Makan, Jangan Langsung Tidur

Sesudah makan tentu perut sudah tersisi bahkan terasa kenyang. Namun, ada hal penting yang perlu diperhatikan yaitu melakukan beberapa aktivitas kecil agar memudahkan proses percernaan dalam mencerna makanan. Jangan langsung tidur, karena tidur setelah makan akan mengakibatkan beberapa penyakit yang membahayakan kesehatan, misalnya adalah penyakit asam lambung, obesitas (kegemukan), insomnia (sulit tidur), dan lain sebagainya.

LihatTutupComment